Tata Cara Sholat Tahajud dan Jenazah


“Bismillahirrohman nirrohim”

“Tata cara
Sholat Tahajud & Sholat Jenazah”

Disusun oleh : 
Aep Saepudin
Kelas 9-K


SMP Negeri 17 Bandung


SHOLAT TAHAJUD


1. Waktu Pelaksanaan
Sholat Tahajud bisa dilaksanakan awal malam (setelah Isya), tengah malam, atau akhir malam (menjelang Subuh/sekitar pukul tiga malam). Hal ini menegaskan tentang kemudahan dalam beribadah bahwa seorang muslim boleh melakukan sholat Tahajud pada waktu yang dia bisa, misalnya setelah sholat Isya. Namun, walaupun begitu, alangkah baiknya jika sholat Tahajud dilaksanakan pada tengah malam yang terakhir (sekitar pukul dua atau tiga malam) untuk mencapai pahala yang maksimal.
Rasulullah S aw. bersabda, “Waktu Rabb berada paling dekat dengan seorang hamba adalah paruh malam terakhir. Jika engkau bisa menjadi salah seorang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, lakukanlah.” (H.R. Tirmidzi)

2. Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat dan tata cara pelaksanaan sholat Tahajud sama dengan sholat Tarawih, yaitu 11 rakaat dengan formasi  4 + 4 + 3 atau 2 + 2 + 2 + 2 +2  + 1. Hal tersebut berdasarkan pada banyak hadits sahih, diantaranya sebagai berikut.
Aisyah r.a berkata, “Pada bulan Ramadhan maupun bulan lainnya, Rasulullah Saw. Tidak pernah mengerjakan lebih dari sebelas rakaat. Beliau  mulai dengan empat rakaat, dan jangan kau tanyakan baik dan panjangnya sholat beliau. Kemudian, beliau melaksanakan empat lagi, jangan kau tanyakan tentang baik dan panjangnya. Setelah itu, beliau mengerjakan tiga rakaat…” (Mutafaq ‘alaih)
Sedangkan keterangan yang menyebutkan sholat dilakukan dua rakaat-dua rakaat adalah sebagai berikut. Aisyah r.a. berkata’ “Rasulullah Saw. pernah melakukan sholat antara Isya dan Subuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau salam pada setiap dua rakaat dan witir satu rakaat .” (H.R. Bukhari)

3. Tata Cara Pelaksanaan Sholat Tahajud
Setiap ibadah yang dilakukan, tentunya harus mengikuti tata cara ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Diantara tata cara sholat Tahajud tersebut adalah sebagai berikut.
a.    Saat bangun, segera bersuci dan berdoa
Doa :
 لاإله الا أنت سبحانك اللهم زدني علما ولا تزغ قلبي بعد إذ هديتني وهب لي من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka allahuma zidnii 'ilman wa laa tuzigh qalbii ba'da idz hadaitanii wa hablii min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu.

Artinya : Tidak ada Tuhan melainkan Engkau, maha suci Engkau ya Allah, aku minta ampun kepada-Mu tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu. Ya Allah, tambahlah ilmuku dan janganlah Engkau gelincirkan
hatiku setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku, dan karuniakanlah rahmat untuk-ku daripada-Mu, sesungguhnya Engkaulah yang maha Memberi
. (HR. Abu Daud)
الْحَمْدُ لِلَّهِالَّذِي أَحْيَانَابَعْدَمَا أَمَا تَنَاوَإِلَيْهِالنُّشُورُ    
Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba'da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur
Artinya :"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan."

b. Membaca ayat 190-200 surat Ali Imran,
Kemudian dilanjutkan membaca doa

 Allahumma lakal hamdu Anta nuurussamaawaati wal ardhi wa man fiihinna. Walakal hamdu Anta Qoyyimussamaawaati wal ardhi wa man fihinna. Walakal hamdu Anta robbussamaawaati wal ardhi wa man fiihinna Walakal hamdu Anta mulkussamaawaati wal ardhi wa man fiihinna Walakal hamdu Anta mulikussamaawaati wal ardhi Walakal hamdu, Antal haqqu wa wa’dukal haqqu, wa qoulukal haqqu, wa liqoo ukal haqqu. Waljannatu haqqun wannaaru haqqun Wannabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun haqqun, wassaa ‘atu aqqun. Allahumma laka  aslamtu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wabika aamantu. Wa ilaika aanabtu. Wabika Khooshomtu. Wa ilaika haakamtu. Faghfirliiy maa qoddamtu wa maa akhkhortu. Wa maa asrortu wa maa a’ lantu. Antal muqoddimu wa Antal mu akhkhiru. Laa ilaa ha illaa anta Anta ilaahii Laa ilaaha illaa Anta
Artinya:
“Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.

SHOLAT JENAZAH
Hukum pelaksanaan sholat jenazah menurut ilmu fiqih adalah fardu kifayah yang berarti jika disuatu tempat (daerah, kampung, dll) ada seorang muslim yang meninggal maka wajib kepada sebagian dari warga diwilayah tersebut untuk melakukan shalat jenazah kepada seorang muslim yang meninggal tadi. Jika tidak ada seorang pun yang mensholatkannya maka berdosalah semua warga yang ada sekitar daerah tersebut.

Rukun, syarat, panduan tatacara sholat jenazah atau sholat mayit dibawah ini adalah sudah kami ringkas, ada rukun Shalat Jenazah  terdiri dari 8 rukun dan Hukum menjalankannya adalah "Fardhu Kifayah" artinya jika tidak ada yang menjalankan, semua akan berdosa. Shalat ini tidak memakai ruku’, sujud, i’tidal dan tahiyyat, hanya dengan 4 takbir dan 2 salam, yang dilakukan dalam keadaan berdiri.

1.      Rukun Sholat Jenazah
a. Niat
Setiap shalat dan ibadah lainnya kalo gak ada niat dianggap gak sah, termasuk niat melakukan Shalat jenazah. Niat dalam hati dengan tekad dan menyengaja akan melakukan shalat tertentu saat ini untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5).
Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya." (HR. Muttafaq Alaihi).
b. Berdiri Bila Mampu
Shalat jenazah sah jika dilakukan dengan berdiri (seseorang mampu untuk berdiri dan gak ada uzurnya). Karena jika sambil duduk atau di atas kendaraan [hewan tunggangan], Shalat jenazah dianggap tidak sah.
c. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.
Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali.
(HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)
Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
d. Membaca Surat Al-Fatihah
e. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
f. Doa Untuk Jenazah
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
"Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya."
(HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).
Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
"Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi."
g. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :
"Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu.."
h. Salam

2.     Tata Cara Sholat Jenazah
a. Niat Shalat Jenazah :
"Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti fardlal kifaayatin makmuuman/imaaman lillaahi ta’aalaa.."
Artinya:
"Saya niat shalat atas jenazah ini, fardhu kifayah sebagai makmum/imam lillaahi ta’aalaa.."
b. Setelah Takbir pertama membaca: Surat "Al Fatihah."
c. Setelah Takbir kedua membaca Shalawat kepada Nabi SAW : "Allahumma Shalli ‘Alaa Muhamad?"
d. Setelah Takbir ketiga membaca:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”
atau bisa secara ringkas :
"Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu.."
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah dia"
e. Setelah takbir keempat membaca:
"Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu.."
Artinya:
"Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya"
f. "Salam" kekanan dan kekiri.
Catatan: Jika jenazah wanita, lafazh ‘hu’ diganti ‘ha’.


6 comments:

  1. thanks gan sudah share. kebetulan bisa buat hapalan ujian praktek PAI

    ReplyDelete
  2. subhanallah , makasih banget gan infonya ini

    ReplyDelete
  3. saya udah pernah hapal tapi sekarang lupa semua

    ReplyDelete
  4. wah.. bermanfaat banget infonya gan..,

    ReplyDelete
  5. mantab gan, bermanfaat :D
    hehehe

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Komentar yang anda berikan. :D

Powered by Blogger.